Guru Smamga Surabaya Antusias Sambut Penerapan Kurikulum Merdeka
Menjelang tahun ajaran baru, guru SMA
Muhammadiyah 3 Surabaya melakukan pembahasan mengenai implementasi kurikulum merdeka
melalui kegiatan workshop yang berjudul “Persiapan Implementasi Kurikulum
Merdeka Belajar” pada tanggal 30 Juni – 1 Juli 2022. Kurikulum merdeka merupakan
program kurikulum terbaru dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi (Kemendikbudristek) yang diharapkan sudah mulai diterapkan di
beberapa sekolah di Indonesia pada tahun ini. Adanya kurikulum merdeka ini merupakan hasil
olahan sederhana dari kurikulum darurat yang berlaku selama masa pandemi
covid-19.
Kepala sekolah SMA Muhammadiyah 3
Surabaya, Erlina Wulandari menjelaskan bahwa kegiatan workshop ini diadakan
untuk mendukung penerapan kurikulum merdeka yang sedang gencar dijalankan oleh
Kemendikbudristek ke seluruh sekolah di Indonesia serta mengenalkan dan
memperjelas pemahaman guru mengenai konsep dari kurikulum merdeka. Sebab,
kurikulum tersebut akan diimplementasikan di tahun ajaran baru 2022-2023 kepada
siswa kelas 10.
Pemateri dalam kegiatan workshop tersebut,
Drs. Sabariyanto menjelaskan satuan pendidikan dapat mengimplimentasikan
kurikulum merdeka secara bertahap sesuai kesiapan masing-masing. Selain itu,
dia juga menambahkan bahwa struktur kurikulum merdeka terdiri dari dua jenis
kurikulum.
“Struktur kurikulum merdeka terbagi
menjadi dua jenis struktur yaitu berfokus
pada pembelajaran intrakurikuler dan pembelajaran korikuler. Pembelajaran
intrakurikuler berfokus untuk setiap mata pelajaran yang mengacu pada capaian
pembelajaran (CP) dan pembelajaran kokorikuler ditujukan untuk memperkuat upaya
pencapaian profil pelajar pancasila,” ujar Sabariyanto.
Pada kurikulum merdeka juga terdapat
beberapa poin penting yang ada di kurikulum merdeka, diantaranya capaian
pembelajaran (CP), tujuan pembelajaran, alur tujuan pembelajaran (ATP), kompetensi, dan modul
ajar.
Menurut pemateri
lainnya yang menjadi pemateri ketiga dalam workshop tersebut, H. Astajab, S.Pd,
M.M juga mengungkapkan bahwa kurikulum merdeka ini sejatinya membuat murid
lebih merdeka dalam belajar dan disesuaikan dengan masing-masing individu
murid.
“Untuk pemetaan kelas
10 nantinya akan digolongkan pada fase usia belajar E dan kelas 11-12 nantinya
termasuk pada fase usia belajar F. Selain itu juga sudah tidak ada lagi
penyebutan kelas X IPA atau IPS nantinya, tetapi berubah menjadi X-1, X-2, dan
seterusnya,” jelas pemateri yang juga menjabat sebagai kepala sekolah SMA
Muhammadiyah 2 Surabaya tersebut.
(Dyanfebriawan)